Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Poli Guwa SMKN 1 Jeunieb sebagai Media Merdeka yang Produktif

Budaya literasi adalah suatu budaya di dalam masyarakat yang meliputi segala usaha manusia yang berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis. Merdeka yang produktif, kerap berfikir kritis, dan progresif menyukai gerakan literasi. Minimalnya, membaca buku dan mendiskusikannya. Itu bekal, modal, dan aset yang luar biasa. Terlebih bagi kaum intelektual. 



Tidak bermaksud menguburkan situasi iklim literasi hari ini. Sekedar sebagai otokritik, rekonstruksi tradisi literasi, bahwa praktek literasi di era pasca reformasi rupanya memudar. Kaum "intelektual modern", lebih nyaman belajar secara instan (google). Daripada membeli buku. Belajar dari buku yang lengkap.








Berkaca dari alasan diatas, maka SMKN 1 Jeunieb, Senin (6/3/2023) membuat pojok literasi guru dan siswa (poli guwa) di ruang publik atau ruang tamu dan ruang guru untuk menunjang pembelajaran. Dengan demikian, harapannya minat baca, berdiskusi, menulis, dan edukasi yang lebih luas akan terwujud. Dari proses inilah, perubahan kesadaran progresif akan lahir.

Poli Guwa merupakan gerakan yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan minat baca guru dan siswa. Poli Guwa memberikan guru dan siswa untuk mengakses bacaan-bacaan dari berbagai genre melalui rak-rak buku yang tersedia setiap ruang seperti ruang tamu, ruang guru, dan ruang lainnya. Dengan begitu frekuensi guru dan siswa untuk membaca akan lebih banyak.

Tidak ada salahnya, saatnya memulai dari diri kita sendiri. Jangan pernah mengabaikan, menafikkan proses literasi. Karena aktivitas literasilah yang melahirkan perubahan peradaban. Peradaban kuno, tradisional-konservatif menuju perubahan modern karena pengaruh gerakan literasi

Penulis Amas Mahmud, Feri Irawan

Editor Zakiah

Posting Komentar untuk "Poli Guwa SMKN 1 Jeunieb sebagai Media Merdeka yang Produktif"