Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Menyenangkan Ala SMKN 1 Jeunieb

Soft skill yang mumpuni sangat diperlukan dalam menghadapi dunia kerja saat ini. Kemampuan tersebut adalah kreatif, berpikir kritis, kemampuan komunikasi, dan bekerja sama. Kemampuan tersebut adalah empat kemampuan personal dan sosial yang harus ditanamkan kepada siswa dalam menghadapi era 4.0 dan menyongsong era 5.0. Sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan personal dan sosial.

Soft skill sangat diperlukan pada masa ini karena keterampilan fisik ternyata tidak cukup untuk membawa kesuksesan seseorang. Hard skill tanpa soft skill akan membuat seseorang hanya seperti robot saja. Soft skill yang rendah akan membuat seseorang stagnan dalam pekerjaannya atau bahkan bosan dengan pekerjaannya. Tidak jarang seseorang yang baru mulai bekerja kemudian keluar karena tidak betah dengan berbagai alasan. Fenomena tersebut sering terjadi pada siswa terutama siswa SMK yang baru lulus dan mulai bekerja.

Soft skill dapat diartikan sebagai keahlihan yang berasal dari dalam diri manusia berupa kemapanan mental dan bersifat abstrak. Kemampuan soft skill akan terlihat jika seseorang dihadapkan pada situasi tertentu. Dari cara menghadapi masalah tersebut, akan terlihat kemampuan adaptasi, komunikasi, bekerja sama, dan lainnya.

Mengingat pentingnya kemampuan soft skill tersebut terhadap siswa maka SMKN 1 Jeunieb membiasakan belajar menyenangkan di kelas dan bengkel-bengkel sekolah. Diharapkan dengan pembiasaan ini kemampuan soft skill mereka berkembang karena bergairah dalam belajar. SMK menjadi salah satu tempat menggembleng soft skill siswa selain pendidikan keluarga.

Kegiatan belajar menyenangkan kami sesuaikan dengan dunia industri karena setelah lulus mereka juga dipersiapkan untuk bekerja selain berwirausaha dan kuliah. Di dunia kerja, siswa akan berhadapan dengan orang orang yang mungkin tidak setipe dengan guru mereka di sekolah. Karakter orang tersebut berbeda dengan guru mereka. Bisa saja mereka akan banyak menghadapi atasan yang temperamental.

Selain itu, kedisiplinan dan ketertiban yang tinggi di dunia kerja juga akan menjadi hambatan ketika hal tersebut tidak mereka alami di sekolah. Beberapa permasalahan dapat saja terjadi kegiatan menyenangkan di SMK tidak cocok dengan situasi nyata di dunia industri. Siswa yang ketika sekolah sering mendapatkan perlakuan yang permisif dari guru dimungkinkan ketika di industri mereka sulit untuk beradaptasi. Setidaknya pada awal awal bekerja.

Di dunia industri dapat saja ada atasan yang temperamental, tidak sabaran terhadap suatu kesalahan dan kelambanan. Sehingga siswa akan sering mengundurkan diri karena tidak betah atau mentalnya tidak kuat.

Dunia industri sangat khas dengan kedisiplinan dan ketertiban dari soal waktu, seragam, dan target kerja. Bahkan ada yang mengatur tentang seberapa ukuran rambut dan kuku. Pola hidup tersebut dilakukan setiap hari dengan pengawasan yang ketat disertai pembinaan yang tegas. Sehingga jika belajar "menyenangkan" bagi siswa terbatas pada bagaimana membuat siswa gembira dengan mengesampingkan aspek aspek kedisiplinan dan ketertiban, tidak akan memberikan kesiapan pada siswa pada saat mereka terjun ke dunia industri. Siswa akan sulit menyesuaikan dengan ritme dunia kerja setidaknya pada awal awal masuk. 

Selain itu, kedisiplinan dan ketertiban yang tinggi di dunia kerja juga akan menjadi hambatan ketika hal tersebut tidak mereka alami di sekolah. Beberapa permasalahan dapat saja terjadi kegiatan menyenangkan di SMK tidak cocok dengan situasi nyata di dunia industri. Siswa yang ketika sekolah sering mendapatkan perlakuan yang permisif dari guru dimungkinkan ketika di industri mereka sulit untuk beradaptasi. Setidaknya pada awal awal bekerja.

Belajar "menyenangkan" dalam pembelajaran di SMK bukan berarti mengesampingkan unsur persiapan ketika mereka masuk industri saja, tapi siswa tetap mengikuti pembelajaran dengan bergairah taat dan patuh pada peraturan sekolah. Peraturan yang mengenalkan semenjak dini tentang dunia kerja.

Berbagai hal dapat dilakukan untuk menyeimbangkan antara pembelajaran yang menyenangkan dengan tuntutan dunia industri. Pertama, adanya sosialisasi tata tertib sekolah pada awal tahun pelajaran dengan siswa dan orangtua siswa. Selain itu adanya surat pernyataan yang ditanda tangani siswa dan orang tua tentang kesanggupan untuk mentaati peraturan. Peraturan tata tertib tersebut tentunya hasil kesepakatan antara sekolah, dunia industri dan komite sekolah.


Tata tertib siswa akan membentuk karakter siswa yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Yang pertama adalah ikhlas dalam melaksanakan tata tertib dan menjalankan pembinaan jika bersalah. Yang kedua adalah membentuk sikap disiplin dan bertanggung jawab. Sikap disiplin dan tanggung jawab yang ditanamkan pada siswa akan membuat mental mereka kuat dalam menghadapi dunia kerja. Serta sikap sikap positif lainnya yang dibutuhkan dunia kerja.

Sebagai penyeimbang dari kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah, pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin. Pembelajaran yang akan membentuk personal dam sosial yang dibutuhkan dalam era 4.0 dan menyongsong 5.0. Keterampilan tersebut adalah kreatif, berpikir kritis, komunikatif dan bekerja sama. Empat ketrampilan tersebut ditambah dengan mental siswa yang tidak cengeng atau "tahan banting" akan membuat mereka bertahan lama dalam dunia industri. Selain itu, empat keterampilan tersebut juga sangat berguna ketika siswa memilih untuk kuliah atau berwirausaha.


Penulis /editor Fodic

Posting Komentar untuk "Belajar Menyenangkan Ala SMKN 1 Jeunieb"