Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IHT H-6: Implementasi P5 & Pembelajaran Diferensiasi

Sebagai salah satu SMK dan Sekolah Pusat Keunggulan di Kabupaten Bireuen, SMKN 1 Jeunieb sudah menerapkan kurikulum merdeka (merdeka berbagi) untuk diterapkan pada kelas X (sepuluh) atau fase E. Selaras dengan penerapan kurikulum merdeka, SMKN 1 Jeunieb melakukan kegiatan in house training (IHT) sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran dalam menerapkan kurikulum merdeka yang digiatkan oleh Kemendikbud.

Kegiatan IHT difasilitatori oleh Ibu Riski Adisty, S. Si nara sumber berbagi praktik baik, Tuti Alawiyah, S.Pi dan Julia Rahmi, S. Si, keduanya guru penggerak SMKN 1 Jeunieb. 

Kegiatan yang berlangsung Selasa (24/10/2023) tersebut menyinggung bagaimana implementasi P5 serta model pembelajaran diferensiasi yang sedang booming dalam dunia pendidikan Indonesia. 


Riski Adisty menjelaskan pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang bisa mengakomodir seluruh peserta didik dengan latar belakang dan bakat yang berbeda-beda. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sesuai dengan merdeka belajar supaya seluruh peserta didik mendapatkan treatment belajar yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama.

Asesmen diagnostik perlu diterapkan pada awal pembelajaran, guna mengetahui peta kemampuan peserta didik, nantinya hasil dari asesmen dapat dikelompokkan secara kognitif maupun non-kognitif. Ambil yang termudah dalam pemetaannya, mengingat jumlah peserta didik dalam satu kelas lebih dari 20 siswa. 

Apabila menemui peserta didik yang kurang dalam melaksanakan sebuah pembelajaran bisa diberikan pendampingan, motivasi, menambah jam pelajaran khusus, tutor sebaya ataupun remidial dengan menurunkan tingkat kesukaran soal. Sehingga dengan perbedaan karakteristik setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran,” ujar Riski. 

Dalam kesempatan yang sama, Tuti Alawiyah menjelaskan P5 merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk memulai P5 ini dibutuhkan pembekalan bagi para fasilitator yakni guru yang mengajar di kelas X. 

Sementara Julia Rahmi memaparkan P5 adalah upaya untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan pendekatan berbasis proyek. Isi dari proyek P5 ini adalah tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. 

Penulis Fodic

Editor Fera Astryana

Posting Komentar untuk "IHT H-6: Implementasi P5 & Pembelajaran Diferensiasi"