Siswa Melanggar, Ini Cara Menanganinya
Setiap sekolah tentu memiliki tata tertib yang harus dipatuhi oleh para warga sekolah itu. Tata tertib siswa tentu yang harus mematuhi yaitu siswa. Bagaimana jika seorang siswa melanggar tata tertib? Haruskah mereka dihukum? Haruskah mereka diberikan sanksi? Lalu, bagaimana guru menempatkan diri dalam menghadapi permasalahan ini?
Saat menghadapi pelanggaran siswa, seorang guru hendaknya tidak langsung menindak dengan hukuman atau membuat seorang anak merasa bersalah karena sudah melakukan pelanggaran
Guru hendaknya melakukan identifikasi terlebih dahulu, dengan mengetahui jenis pelanggaran dan waktu kejadiannya. Kemudian posisikan kontrol diri guru menjadi manajer.
Ada 5 posisi kontrol guru.
Pertama, penghukum. Guru penghukum sering bertindak memarahi, mengkritik, menyakiti, mengancam dan melakukan tindak kekerasan.
Akibatnya siswa akan tidak peduli dengan gurunya atau tugas sekolahnya. Perilaku siswa akan melakukan pelanggaran berulang kali sebagai bentuk perlawanan. Motivasi yang berkembang pada siswa adalah motivasi ekstrinsik.
Kedua. Pembuat rasa bersalah. Guru pembuat rasa bersalah biasanya akan melakukan tindakan mendiamkan, menceramahi, membuat siswa semakin merasa bersalah terhadap pelanggarannya
Akibatnya siswa merasa diri menjadi seorang yang bodoh atau nakal. Pola perilaku siswa akan merasa rendah diri, kurang percaya diri, cemas dan khawatir salah. Motivasi yang terbangun adalah motivasi ekstrinsik.
Ketiga, teman. Guru seperti teman sering membuat permakluman. Akibatnya siswa akan merasa bahwa guru adalah teman yang bisa memakluminya.
Siswa akan cenderung menjadi lemah, ketergantungan dan cenderung menunggu. Motivasi yang tumbuh adalah motivasi ekstrinsik.
Keempat, pengontrol. Guru selalu memantau dan mengontrol. Akibatnya siswa seringkali akan mempertanyakan konsekuensi perbuatannya
Siswa akan berorientasi pada ganjaran dan hadiah. Motivasi yang berkembang adalah motivasi ekstrinsik.
Kelima, manager. Guru sebagai manajer selalu bertanya dan membuat kesepakatan sebelumnya bersama siswa. Perkataan guru menggali potensi yang dimiliki siswa dan berisi harapan-harapan siswanya.
Akibatnya siswa akan memperbaiki kesalahnnya dengan potensi yang dimilikinya. Pola perilaku siswa akan terbentuk disiplin dalam diri. Motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik.
Bagaimana posisi control manajer saat menindaklanjuti pelanggaran?
Pertama, menstabilkan identitas siswa yang membuat kesalahan dengan cara sebagai berikut;
- mengajak murid untuk berbicara tentang kesalahannya dengan terbuka.
- mendengarkan cerita murid dengan penuh perhatian, tanpa menghakimi atau menyalahkan.
- mendorong mereka untuk menyampaikan alasan di balik tindakan mereka.
- mencoba untuk memahami apa yang mendorong murid melakukan kesalahan tersebut
- berdiskusi konsekuensi dari tindakan mereka dan bagaimana itu dapat mempengaruhi mereka dan orang lain.
- memberikan bimbingan positif tentang bagaimana mereka dapat memperbaiki kesalahan mereka.
- menggunakan kesalahan sebagai kesempatan untuk pembelajaran.
- mendiskusikan alternatif tindakan yang dapat mereka ambil.
- memastikan murid merasa didukung dalam usahanya untuk memperbaiki kesalahan.
- membimbing mereka untuk mengembangkan keterampilan dan strategi yang dapat membantu mereka mengelola perilaku mereka.
- membuat rencana perbaikan yang realistis dan dapat diukur.
- menetapkan tujuan yang jelas untuk membantu mereka meraih kesuksesan
Kedua, validasi kebutuhan dengan cara, antara lain:
- melakukan wawancara dengan suasana yang terbuka dan tanpa hukuman, fokus pada
- memahaman alasan di balik kesalahan tersebut.
- mendorong murid untuk merenung tentang tindakan mereka sendiri.
- memastikan bahwa kebutuhan murid telah dipahami.
- mengklarifikasi kebutuhan mereka.
- membantu murid mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong mereka
- membantu murid mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong mereka melakukan.
- mendiskusikan apa yang bisa dipelajari dari kesalahan tersebut dan bagaimana agar dapat menghindari kesalahan serupa berikutnya.
- membimbing tentang cara memperbaiki kesalahan mereka.
- mengajak murid untuk terlibat dalam kegiatan positif di sekolah.
- memastikan bahwa murid memahami konsekuensi dari tindakan mereka, namun juga memberikan dukungan untuk memperbaiki diri.
Ketiga, menanyakan keyakinan, dengan cara:
- mengajukan pertanyaan yang sifatnya terbuka.
- mengajak mereka untuk merenung dan merinci bagaimana mereka melihat kesalahan tersebut.
Contoh-contoh pertanyaan:
Apa yang membuatmu melakukan hal ini?
Apa yang mendorongmu untuk melakukan ini? Apakah ada faktor tertentu yang mempengaruhi keputusanmu
Apa kiyakinan kelas yang sudah dibuat bersama berdasarkan kesepakatan?”
Bagaimana kita bisa belajar dari situasi ini dan melakukan perbaikan ke depannya?
Bagaimana kamu merasa sekarang setelah kejadian ini? Apakah kamu merasa ada halyang bisa diperbaiki?
Dengan cara ini, maka seorang murid yang melakukan pelanggaran akan mengetahui kesalahannya dan dia akan melakukan perbaikan ke depannya karena dari cari penanganan ini akan terbangun motivasi instrinsik di dalam diri murid.
Kontributor Siti Domrah
Editor Fodic
Tulisan ini sudah tayang di Melintas. id dilansir 1 Januari 2024
Posting Komentar untuk "Siswa Melanggar, Ini Cara Menanganinya"