Praktisi Dunia Kerja Mengajar di SMKN 1 Jeunieb

Sebagai lembaga pendidikan vokasional, SMKN 1 Jeunieb memikul tanggung jawab besar dalam menyiapkan siswanya menghadapi dunia industri yang dinamis. Selain menekankan keterampilan teknis, SMKN 1 Jeunieb juga harus memastikan bahwa siswa memiliki dasar pengetahuan yang kuat untuk mendukung penguatan kognisi dan pengayaan konsep, yang terkadang bisa menimbulkan kesenjangan antara pendidikan dan praktik di lapangan.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi SMKN 1 Jeunieb untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan industri. Salah satu upaya efektif dalam menjawab tantangan tersebut adalah melalui program praktisi mengajar. Dengan mendatangkan  praktisi dari dunia kerja Mursyidin, teknisi dari industri Malaya Motor

Program ini bertujuan memberikan wawasan dan pengalaman langsung dari para profesional industri, sehingga siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga memahami aplikasi nyata di dunia kerja.

Pelaksanaan praktisi mengajar ini dilaksanakan pada 4-14 Desember 2024. Program ini diadakan di bengkel Teknika Kapal Penangkap Ikan. Selama 10 hari, para siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli mengenai penerapan budaya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di lingkungan kerja.

Menurut Rizki Adisty, SSi Ketua Program Keahlian TKPI, program ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya K3, yang merupakan standar utama di dunia industri. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip K3, siswa diharapkan dapat lebih siap dan waspada terhadap potensi bahaya yang mungkin mereka temui saat bekerja. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya memperoleh keterampilan teknis tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja, sehingga mereka lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan di industri nantinya.

"Siswa diberikan pemahaman tentang perawatan dan perbaikan mesin diesel, terutama pada bagian perawatan sistem bahan bakar, sistem pemompaan, sistem pelumasan dan radiator. Sehingga siswa diharapkan bisa mengimplementasikan ilmu ini pada mesin penggerak utama kapal penangkap ikan,"jelas Rizki Adisty. 

Selain itu, siswa juga diberikan ilmu tentang perawatan mesin pendingin. Pada kesempatan ini, siswa TKPI memanfaatkan komponen kulkas bekas untuk membuat simulator mesin pendingin sederhana untuk memahami siklus mesin pendingin. Pemahaman tentang mesin pendingin sangat diperlukan karena kapal penangkap ikan pada umumnya memiliki ruang pendingin untuk membekukan hasil tangkapannya, paparnya. 

Hasil akhir kegiatan ini para siswa melakukan presentasi laporan sebagai pertanggungjawaban mereka mengikuti kegiatan ini. 

Penulis JR

Editor Humas

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama